Sunday, September 23, 2018

PLTSa Ubah Sampah Perkotaan Menjadi Listrik

Kepala Program PLTSa dari Pusat Tehnologi Lingkungan Tubuh Pengkajian serta Aplikasi Tehnologi (BPPT) Widiatmini S Winanti, menyampaikan Tehnologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) termasuk juga project strategis nasional (PSN), sesuai dengan Perpres No 58 Tahun 2017 Mengenai Project Infrastruktur Strategis Nasional.

Disebutkan Winanti pada Nada Pembaharuan, Jumat (21/9), PLTSa memakai tehnologi termal yang dapat menghancurkan sampah kurun waktu yang cepat serta berarti. Tehnologi termal terbagi dalam insinerasi, gasifikasi, serta pirolisis. Diantara tehnologi termal itu, tehnologi yang diambil ialah insinerasi memakai tungku type reciprocating grate.

Baca Juga : KA Sawunggalih Utama dan Harga Tiket KA Sawunggalih Utama

"Tehnologi itu diambil sebab adalah tehnologi yang telah proven, banyak digunakan untuk pekerjaan Waste to Energy (WtE) dalam dunia, ramah lingkungan, ekonomis, pas untuk type serta keadaan sampah di Indonesia, serta kekuatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) nya tinggi," tuturnya.

Pilot proyek PLTSa yang di kembangkan oleh BPPT memakai sampah dari TPA Bantar Gebang yang nilai kalori (LHV) yang diputuskan sebesar 1500 kkal/kg dengan kemampuan minimum 50 ton sampah/hari serta dapat membuahkan listrik minimum 400 kW.

Menurut dia, produksi listrik minimum bisa memenuhi keperluan internal perlengkapan PLTSa. Perlengkapan utama dari PLTSa terbagi dalam empat perlengkapan utama yakni bunker terbuat dari concrete yang diperlengkapi dengan basis serta crane, ruangan bakar dengan reciprocating grate yang didisain bisa membakar sampah dengan suhu di atas 850 °C hingga pembentukan dioxin bisa diminimalkan.

Lalu panas yang terikut pada gas buang hasil pembakaran sampah, dipakai untuk dikonversi air jadi uap di dalam boiler serta superheater jadi superheat steam. Superheated steam yang dibuat dipakai untuk memutar turbin type keseluruhan condenced, untuk membuahkan tenaga listrik.

Baca Juga : Jadwal KA Sawunggalih Utama dan KA Sembrani

Ramah Lingkungan , Unit PLTSa juga diperlengkapi dengan unit pengontrol pencemaran hawa, untuk bersihkan bahan beresiko yang terikut dalam gas buang, yang terbagi dalam perlengkapan quencher, absorber (memakai semprotan serbuk kapur serta karbon aktif), dan bag filter, hingga gas buang yang keluar telah penuhi baku kualitas yang diputuskan.

"Pilot proyek PLTSa di Bantargebang dibuat berdasar pada design hasil analisis Team BPPT. Sejumlah besar perlengkapan adalah produksi dalam negeri, sedang perlengkapan yang belumlah bisa di produksi di dalam negeri seperti unit reciprocating grate, turbin uap serta beberapa perlengkapan untuk air pollution control (APC), akan diselenggarakan di luar negeri," katanya.

Berkaitan pemilahan sampah, nanti sampah dari ruang perumahan serta perkantoran sesudah disortir kandungan kaca, batu, baterei, logam non-besi, besi, serta sampah yang memiliki ukuran besar sekali seperti diantaranya meja, kasur, serta yang lain dimasukkan dalam bunker lewat basis. Selanjutnya kata Widiatmini, pilot proyek PLTSa juga diperlengkapi dengan Instalasi Pemrosesan Air Sampah (IPAL) untuk memproses air lindi, air blowdown boiler, air sampah domestik perkantoran serta air bekas cucian perlengkapan.

Sekarang ini BPPT tengah menyelesaikan prototipe PLTSa, direncanakan pada Desember 2018, dapat diujicoba untuk menghancurkan sampah berbasiskan termal (panas) serta membuahkan listrik. Penempatan batu pertama pilot proyek ini dikerjakan akhir 2017. Bila eksperimen di Bantar Gebang sukses, jadi PLTSa ini juga bisa diaplikasikan di daerah yang lain untuk menangani permasalahan sampah perkotaan.

Baca Juga : Harga Tiket KA Sembrani dan Jadwal KA Sembrani

"Sampah jadi masalah serius yang memerlukan perlakuan mendalam serta pas. Di Jakarta saja per harinya membuahkan seputar 7.000 ton sampah. Belum juga di kota-kota lainnya seperti Surabaya contohnya," kata Deputi Bagian Peningkatan Tehnologi Sumber Daya Alam BPPT Hammam Riza.


No comments:

Post a Comment